Selasa, 05 Mei 2015

Menyusuri Desa Wisata Di Purbalingga : Memadukan Budaya Lokal dan Panorama Alam

Menyusuri Desa Wisata di Purbalingga :
Memadukan Budaya Lokal dan Panorama Alam
PURBALINGGA – DESA Wisata mulai bermunculan di seantero Indonesia sejak awal tahun 1990-an. Desa wisata memadukan konsep beberapa karakteristik tertentu sebuah desa dengan akomodasi dan fasilitas pendukung. Berbeda dengan obyek wisata konvensional berupa wahana alam atau buatan, desa wisata juga menawarkan aktifitas warganya sebagai ‘komoditas’. Purbalingga salah satu kabupaten yang getol mendorong desa wisata. Berikut laporannya.

UDARA dingin menyusup dari ventilasi udara pada Minggu pagi dini hari, tiga pekan lalu. Tidur meringkuk dibalut selimut tebal, para wisatawan enggan beranjak dari tempat tidurnya, di sebuah homestay Desa Wisata Serang, Kecamatan Karangreja Purbalingga. Tapi suara adzan subuh tentunya tidak boleh diabaikan. Satu-persatu wisatawan keluar dari kamar, mengambil air wudhu yang dingin dan menjalankan ibadah salat.
Niat kembali meringkuk di tempat tidur karena hari masih gelap diurungkan ketika dari balik jendela, dalam suasana yang masih remang-remang, tampak sejumlah orang melintasi jalan depan homestay. Orang-orang dengan pikulan, sambil membawa sabit itu hendak berangkat ke ladang. Sebuah pemandangan yang tidak pernah terlihat di kota. Dengan pakaian hangat, para wisatawan itu keluar dari homestay dan mendapat sapa ramah dari penduduk setempat yang pada pagi buta itu mulai beraktifitas.
Aktifitas sehari-hari warga itulah, salah satu yang ‘dijual’ di desa wisata Serang. Bukan hanya aktifitas ekonomi semata, beberapa karakteristik khusus warga di sebuah desa wisata, serta tradisi budaya yang masih asli menjadi daya pikat tersendiri.
“Desa wisata adalah suatu wilayah dengan luasan tertentu dan memiliki potensi keunikan daya tarik wisata yang khas dengan komunitas masyarakatnya yang mampu menciptakan perpaduan berbagai daya tari wisata dan fasilitas pendukungnya untuk menarik kunjungan wisatawan,” tutur Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora), Drs Subeno Msi.
Di Purbalingga saat ini terdapat enam desa wisata. Masing-masing Desa Karangbanjar Kecamatan Bojongsari yang sudah ditetapkan sejak awal dekade 1990-an silam. Disusul Desa Panusupan Kecamatan Rembang, Desa Tanalum (Rembang), Desa Limbasari (Bobotsari), dan Desa Wisata Siwarak (Karangreja).
Desa wisata di Purbalingga, selain lekat dengan aktifitas khas warga pedesaan di bidang pertanian dan peternakan, juga menyimpan potensi berupa panorama alam yang eksotik. Sebut saja Desa Serang di kaki Gunung Slamet. Desa ini berada pada ketinggian diatas 1700 meter dari permukaan laut. dengan kondisi topografis yang berbukit-bukit. Di desa ini wisatawan dapat menikmati buah stroberi yang dipetik sendiri dari kebunnya. Terdapat pula sarana outbond yang menantang. Wisatawan juga akan disuguhi atraksi seni bambu gumbeng, thek-thek dan kesenian tradisional lainnya. Untuk bermalam, terdapat tidak kurang dari 70 homestay di desa itu.
“Pada Juni tahun ini, Desa Serang akan menjadi pusat kegiatan Festival Gunung Slamet. Sebuah kegiatan dengan atraksi berbagai tradisi budaya dan kearifan lokal,” tutur Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora), Ir Prayitno MSi.
Hampir serupa dengan Desa Serang, Desa Tanalum yang dikenal dengan sebutan Desa Seribu Curug juga menawarkan wisata alam. Selain sejumlah curug (air terjun), wahana yang ditawarkan berupa wisata canyoning dan trekking ke bukit Sunti.
Atau Desa Panusupan Kecamatan Rembang yang memiliki Makam Syech Jambu Karang di pucuk gunung Ardi lawet. Di desa itu pula terdapat sepuluh benda benda prubakala, curug Wana Tirta, kampung Dayakan, kampung sawah yang merupakan ‘Ubud’-nya Purbalingga, kerajinan bambu, kuliner nasi jagung, kripik daun Keji, sejumlah seni tradisi seperti kotekan lesung dan keunikan lokal lainnya.
Desa Wisata Siwarak di Kecamatan Karangreja menyediakan paket wisata caving, yakni menelusuri goa Lorong Kereta, trekking menyusuri kawasan agrowisata kebun nanas, home industri manisan. Dan yang paling menarik, menikmati matahari terbit (sunrise) di Bukit Njelir. “Keindahana panorama di Bukit Njelir tidak kalah dengan Sikunir di Dieng Banjarnegara,” ujar Subeno.
Masih ada lagi Desa wisata Limbari di Kecamatan Bobotsari. Di desa itu mengalir Sungai Tuntunggunung. Wisatawan biasanya menyempatkan waktu untuk mengikuti tubing, yakni kelen alias mengikuti arus sungai dengan menumpang sebuah ban besar. Atau sekadar jalan-jalan sembari menikmati panorama dengan latar belakang barisan bukit Patrawisa. Di desa itu pula terdapat sentra industri batik. Sedangkan di desa wisata
Karangbanjar Kecamatan Bojongsari, terdapat industri rambut rumahan, kuliner buntil Carangmanggang, kerajinan kue satu, dan pemancingan.

Di Desa Serang ada 70 homestay, Karangbanjar 48, Panusupan 23 dan Tanalum 20. Tarif rata-rata Rp 100 ribu permalam termasuk makan pagi,” ujar Subeno.
Saat ini pula tengah digenjot sejumlah desa wisata rintisan. Yakni Desa Sidareja (Kaligondang) yang sudah memiliki paket wisata Dukuh Mlayang dan disebut sebagai Jimbaran Mini di Purbalingga, kuliner ikan sungai, gasebo, memancing di Sungai, dan sudah ada beberapa homestay di desa itu. Desa Kedungbenda (Kemangkon) menyiapkan paket Perahu Wisata di bawah Jembatan Linggamas dan sekitar tempuran (pertemuan dua sungai) Klawing dan Serayu di dusun Congot. Terdapat pula situs arkeologi Lingga Yoni berupa batu yang menyerupai alat kelamin laki-laki dan perempuan.
Desa Purbayasa (Padamara) juga tengah dipersiapkan menjadi desa wisata. Sejumlah homestay sudah disiapkan sebagai penyangga wisatawan yang berkunjung ke Taman Edukasi Purbasari Pancuranmas. Di desa itu juga terdapat kerajinan sapu, kuliner ikan goreng dan lainnya. Desa wisata rintisan Pekiringan di Kecamatan Karangmoncol menawarkan wisata ziarah makam Wali Perkasa, tubing sungai Karang, kuliner opak, geplak, satu, sumpil, ikan uceng dan lainnya. Dan satu lagi Desa Karangcegak,Kecamatan Kutasari dengan potensi wisata air pemandian Situ Tirto Marto, kuliner gulai ayam kampung. (*)
Ir Prayitno, M.Si -Peserta Diklat teknis Pengembangan Desa Wisata, Provinsi Jateng 2015.
Posted in: DTP-1/2015Tagged: desa wisata, Purbalingga

Purbalingga akan Kembangkan 6 Desa Wisata, Ini Dia

Kamis, 16 April 2015 17:36

Purbalingga akan Kembangkan 6 Desa Wisata, Ini Dia
tribunjateng/abdul arief
Purbalingga akan Kembangkan 6 Desa Wisata, Ini Dia 


Laporan Wartawan Tribun Jateng Abdul Arif
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA- Kepala Dinbudparpora Kabupaten Purbalingga Subeno menyampaikan, ada enam desa di Purbalingga yang akan dikembangkan sebagai desa wisata.
Dia menyebutkan, keenam desa tersebut yaitu Desa Panusupan Kecamatan Rembang, Desa Tanalum Kecamatan Rembang, Desa Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Desa Wisata Siwarak, Kecamatan Karangreja, Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari.
Menurut dia, selain Desa-desa tersebut, ada juga beberapa rintisan desa wiasta. Yaitu Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Desa Wisata Purbayasa, Kecamatan Padamara, Desa wisata Pekiringan, Kecamatan Karangmoncol, dan Desa Karangcegak,Kecamatan Kutasari.
Menurut Subeno, untuk mendukung potensi desa wisata perlu campur tangan semua pihak, yaitu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
“Masyarakat harus sadar wisata. Suasana harus dibikin aman, nyaman. Wisatawan harus di bikin betah. Jangan ada gontok-gontokan karena rebutan home stay,” katanya.
Sementara peran pemerintah mendorong lewat regulasi, promosi dan infrastruktur.
Adapun, lanjut Subeno, dunia usaha seperti perhotelan dan rumah makan/restauran, diharapkan ikut berperan mempromosikan desa wisata. "Caranya dengan mengijinkan pemasangan poster/leaflet desa wisata di tempat yang mudah dijangkau pengunjung hotel/rumah makan," katanya. (*)
Penulis: abdul arif
Editor: iswidodo
Sumber: Tribun Jateng