Kategori: Warta Wisata
Dibuat pada Kamis, 16 April 2015
19:36
PURBALINGGA, Purbalingga
sebagai destinasi wiasta nomor dua di Provinsi Jawa Tengah, setelah Candi
Borobudur di Magelang. Tingkat kunjungan wisatawan dari tahun ketahun semakin
meningkat. Berdasarkan data Purbalingga Dalam Angka (PDA) dari tahun 2010
sampai tahun 2013 kalau dirata-rata tiap tahunnya terjadi kenaikan sebesar 2,66
persen.
Pada tahun 2013 jumlah
pengunjung mencapai 1.404.520 dengan jumlah tamu menginap sebesar 32.642.
Jumlah kunjungan ini masih didominasi objek-objek wisata seperti Owabong,
Pancuranmas, Taman Reptil, Walik, Goa Lawa dan Buper Munjuluhur. Potensi
kunjungan wisata yang cukup besar ini, menjadi pemikiran Pemkab Purbalingga
untuk menggali potensi wisata lainnya untuk dikembangkan sebagai salah
satu tujuan wisata di Jawa Tengah.
Salah satu yang akan digarap
serius oleh Pemkab Purbalingga adalah pengembangan desa wisata. Pengembangan
potensi ini akan berpengaruh secara signifikan untuk peningkatan perekonomian
masyarakat desa. Dengan potensi keunikan yang dimiliki suatu desa wisata akan
menjadi daya tarik wisata yang potensial.
Menurut Bupati Purbalingga,
potensi wisata yang digarap secara serius, terarah, dan profesional akan
berdampak pada peningkatan pendapatan daerah. Pariwisata dapat dijadikan prime
mover/ penggerak berkembangnya sektor lain yang dapat mempengaruhi laju
pertumbuhan ekonomi daerah.
“ Pariwisata akan meumbuhkan
perhotelan, rumah makan, dan sektor informal, perdagangan dan industri
kerajinan, pertanian dalam arti luas, transportasi dan angkutan,” ujar Sukento
pada saat acara Halo Bupati, Senin (13/4)
Untuk mengembangkan
pariwisata, Pemkab Purbalingga pada tahun 2015 telah menyediakan anggaran
sebesar Rp 305 juta rupiah. Dana tersebut digunakan untuk pembinaan pokdarwis
dan desa wisata, fasilitasi paguyuban wisbangga, apresiasi dan konvensi
pokdarwis pembinaan serta atraksi seni untuk wisata dan bantuan lesung bagi
desa wisata.
Selain dana pengembangan yang
berkaitan dengan sektor wisata, Pemkab juga telah merencanakan pembangunan
infrastruktur sebagai pendukung pariwisata. Yakni rencana pelebaran jalan
Purbalingga – Tobong sesuai hasil Detail Engineering Design (DED) dengan
badan jalan 7 meter membutuhkan anggaran sebesar Rp. 36 miliar.
Rencana pelebaran jalan Walik
– Karanggambas sesuai hasil DED dengan badan jalan 6 meter membutuhkan anggaran
sebesar Rp. 20.miliar. Rencana pelebaran jalan Karangreja – Kutabawa sebagai
pendukung akses Wisata Gua Lawa sedang diusulkan kepada Provinsi Jateng dengan
anggaran sebesar Rp. 8,75 miliar.
Dukungan gerakan jalan tanpa
lobang yang di canangkan Pemprov Jateng, sebagai komitmen Pemkab Purbalingga
terhadap sektor pariwisata.
Kepala Dinbudparpora, Subeno
mengatakan untuk meningkatkan sektor wisata di Purbalingga dalam hal ini desa
wisata, maka pariwisata harus dikelola sebagai industri, harus adanya pemasaran
yang baik, masyarakat harus punya jiwa wirausaha.
“Pengelolaan pembiayaan yang
jelas dan transparan, pemberdayaan pokdarwis serta menyusun ulang rencana kerja
pemerintah desa agar visi-misinya selaras dengan tujuan desa wisata,” ujar
Subeno.
Keunggulan Desa-desa wisata di Purbalingga
Berdasarkan data dari Dinbudparpora terdapat 6
desa yang akan dikembaangkan sebagai desa wisata. Yakni Desa Panusupan
Kecamatan Rembang, Desa Tanalum Kecamatan Rembang, Desa Limbasari, Kecamatan
Bobotsari, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Desa Wisata Siwarak, Kecamatan
Karangreja, Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari.
Selain itu juga
ada rintisan desa wiasta yaitu Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Desa
Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, Desa Wisata Purbayasa, Kecamatan Padamara,
Desa wisata Pekiringan, Kecamatan Karangmoncol, dan Desa Karangcegak, Kecamatan
Kutasari.
Subeno mengatakan untuk mendukung potensi desa
wisata maka diperlukan campur tangan semua pihak, yakni pemerintah masyarakat
dan dunia usaha. Pemerintah mendorong lewat regulasi, promosi dan
infrastruktur. Masyarakat mendukung penerapan aksi sapta pesona sadar wisata,
sehingga Purbalingga yang ditargetkan sebagai kota wisata dan budaya akan terus dikenal
dalam kancah regional, nasional, bahkan internasional.
“Masyarakat harus sadar wisata, suasana harus
dibikin aman, nyaman, wisatawan harus di bikin betah. Jangan ada
gontok-gontokan karena rebutan home stay,” ujar Subeno
Dunia usaha seperti perhotelan dan rumah
makan/restauran, diharapkan ikut berperan mempromosikannya. Caranya dengan
mengijinkan pemasangan poster/leaflet desa wisata di tempat yang mudah
dijangkau pengunjung hotel/rumah makan.
“ Kalau ini sudah bergerak, maka apa-apa yang
dijual oleh masyarakat akan laku, otomatis perekonomian masyarakat meningkat,”
pungkas Subeno (Sapto Suhardiyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar